Gambar
  LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Mata Kuliah : Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia FUNGSI SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL     OLEH : NAMA                                      : LEVIA FEBRIALISTI NIM                                           : 4182220012 JURUSAN                                : BIOLOGI PROGRAM                      ...

MINI RISET PENGARUH LAMANYA PERENDAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L)

 

MAKALAH MINI RISET

PENGARUH LAMANYA PERENDAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L)

 



OLEH:

Levia Febrialisti

Nim 4182220012

Program Studi Biologi

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Kacang hijau (Phaseolus radiatus L) merupakan salah satu tanaman leguminosae yang cukup penting di indonesia. Sampai saat ini masih sangat kurangnya perhatian masyarakat terhadap tanaman ini. Kurangnya perhatian ini disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih sangat rendah .Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga tinggi 500m di atas pemukan laut (dpl), tanaman kacang hijau dapat hidup didaerah curah hujan rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembaban bekas tanaman yang diairi sepenuhnya, misalnya padi, kacang hijau dapat tumbuh di segala macam tipe tanah, namun pertumbuhan terbaik pada tanah lempung dengan bahan organik tinggi.

Pengadaan bibit yang berkualitas serta ketersediaanya tidak terlepas dari prosesperkecambahannya. Perkecambahan yang baik akan meningkatkan persentaseperkecambahan, laju perkecambahan, dan daya berkecambah. Namun demikian untukmengecambahkan trembesi masih terdapat kendala, dikarenakan benih trembesi memilikimasa dormansi. Diduga dormansi pada benih trembesi merupakan dormansi fisik. MenurutSchmidt (2002), dormansi fisik disebabkan oleh kulit buah yang keras dan impermeable ataupenutup buah yang menghalangi imbibisi dan pertukaran gas. Oleh karena itu, diperlukanskarifikasi yang tepat terhadap benih trembesi untuk mematahkan dormansinya

Teknik perendaman dengan lama waktu yang berbeda-beda diharapkan akan dapatmeningkatkan daya kecambah dan persentase perkecambahan biji trembesi. Data daninformasi yang diperoleh dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembudidayaan pohontrembesi.

 

1.2.   Rumusan Masalah

1.      Berapa lama waktu perendaman benih yang terbaik dalam terhadap perkecambahan kacang hijau

2.      Apakah fungsi perendaman pada kacang hijau

3.      Apa saja faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan

1.3.   Tujuan

1.      Untuk mengetahui lama waktu perendaman benih yang terbaik dalam terhadap perkecambahan kacang hijau

2.      Untuk mengetahui fungsi perendaman pada kacang hijau

3.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA    

2.1  Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L)

Kacang Hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Tergolong kedalam golongan tanaman palawija. Tanaman kacang hijau membentuk polong dan tanaman berbentuk perdu atau semak. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut:

·         Devisi : Spermatophyta

·         Sub-Devisi : Angiospermae

·         Kelas : Dicotyledoneae

·         Ordo : Leguminales

·         Famili : Leguminoceae

·         Genus : Phaseolus

·         Spesies : (Phaseolus radiatus L)

Tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L)  berbatang tegak atau semi tegak dengan tinggi antara 30−110 cm. Batang tanaman ini berwarna hijau, kecoklat-coklatan, atau keungu-unguan. Bentuk batang bulat dan berbulu. Batang utama ditumbuhi cabang menyamping Daun kacang hijau (Phaseolus radiatus L)  terdiri dari tiga helaian (trifoliat) dan berseling. Tangkai daunnya lebih panjang dari daunnya dengan warna daun hijau muda sampai hijau tua. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L)  memiliki bunga berwarna kuning yang tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berbentuk silindris dengan panjang antara 6−15 cm dan berbulu pendek. Polong muda berwarna hijau dan berubah hitam atau berwarna coklat ketika tua. Jumlah biji per polong sebanyak 10−15 biji

Bunga kacang hijau (Phaseolus radiatus L)  berbentuk seperti kupu-kupu berwarna kuning pucat atau kehijauan tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Bunganya termasuk jenis hemaprodit atau berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingg pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore harinya sudah layu. Polong menyebar dan menggantung berbentuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Polong menjadi tua sampai 60-120 hari setelah tanam. 7 Perontokan bunga banyak terjadi dan mencapai angka 90%. Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . bagian-bagian biji terdiri dari kulit, keping biji, pusar biji (hilum), dan embrio yang terletak diantara keping biji Perakaran tanaman kacang hijau tersusun atas akar tunggang, akar serabut, dan akar lateral. Perakaran kacang hijau dapat membentuk bintil akar (nodule)[1]

2.2  Perkecembahan dan Perendaman Benih

Berdasarkan hasil penelitian Lubis et al,(2012) menunjukkan bahwa perendaman berpengaruh terhadap perkecambahan benih. Danmenurut penelitian Hidayat, (1995) dalam Lestari,(2009) menjelaskan bahwa perkecambahanadalah proses pertumbuhan embrio yangmelibatkan aktivitas morfologi, yang ditandaidengan pemunculan organ tanaman seperti akar,batang, daun, dan aktivitas kimiawi yang meliputibeberapa tahapan yaitu imbibisi, sekresi hormondan enzim, hidrolisis cadangan makanan terutamakarbohidrat dan protein dari bentuk kompleksmenjadi bentuk sederhana, translokasi makananterlarut dan hormon ke daerah titik tumbuh danbagian lain serta fotosintesis.

Perkecambahan dapat diartikan sebagai proses pengaktifan kembali aktifitas pertumbuhan sumbu embrio (embryonic axis) di dalam biji yang berhenti untuk kemudian membentuk bibit (seedling). Pada embrio yang sangat muda sel-selnya hampir sama bentuk dan ukuran belum terdiferensisasi. Sel-sel ini membelah berulang-ulang kemudian mengalami pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi beberapa waktu, akhirnya akan kelihatan organ-organ permulaan yang belum sempurna seperti akar, batang dan daun.

Untuk perkecambahan, biji harus mempunyai ketersediaan cukup air. Pada suhu tinggi, jumlah air akan berkurang karena air menguap pada suhu tinggi.Perkecambahan biji tidak hanya dipengaruhi oleh suhu, tapi juga(bergantung pada spesies) dipengaruhi oleh cahaya, pemecahan kulit biji agar radikula dapat menerobos keluar dan oksigen dan/atau air dapat masuk, penghilangan zat penghambat kimiawi, dan pematangan embrio.

Pada kondisi pertumbuhan yang cocok, satu biji yang hidup akan berkecambah dan menghasilkan satu tumbuhan muda atau kecambah. Gejala luar pertama dari perkecambahan adalah pecahnya testa didaerah mikrofil dan dari situ muncul radikula yang kemudian menancap ke tanah dan menjadi akar.Air yang memegang peranan yang penting dalam proses perkecambahan biji dan kehidupan tumbuhan. Fungsi air pada perkecambahan biji adalah untuk melunakkan kulit biji. Air yang masuk secara imbibisi akan melunakkan biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm. Air akan memberikan kemudahan masuknya oksigen kedalam biji. Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel untuk gas.[2]

Penyerapan air melalui imbibisi dan osmosis merupakan proses yang pertama terjadi pada perkecambahan diikuti dengan pelunakan biji. Selanjutnya embrio dan endosperm akan membengkak sehingga mendesak kulit biji yang sudah lunak sampai pecah. Makanan cadangan yang disimpan dalam biji adalah berupa selulosa, pati, lemak dan protein.

Air yang diserap oleh biji digunakan untuk proses respirasi, energi yang terbentuk akan digunakan untuk perkecambahan. Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas sel dan  kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya. Selain itu respirasi juga menghasilkan senyawa antara yang berguna sebagai bahan sintesis berbagai senyawa lain.[3]



[1] Felania .Chairida.2017

[2] Lubis et al.2014

[3] Zulkaidhah et al.2016

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1  Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini data DIDAPATKAN berdasarkan pengamatan yang  peroleh di lapangan  terhadap perkecambahan biji kacang hijau yang telah direndam sebelumnya dalam waktu tertentu

 

3.2  Populasi dan Sampel

Populasi                       : Biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L)

Sample                                    : 4 X 5 biji kacang hijau (Phaseolus radiatus L)

Cara pengumpulan      : memilih biji dengan ukuran sama dan sejenis.

 

3.3  Lokasi Dan Waktu Penelitian

Tanggal

Tempat

Pada tanggal 16 April-21 April 2020

Pelaksanaan dilaksanakan dirumah praktikan Jalan Kenari Kec. Kantin Lombang Padangsidimpuan,Sumatera Utara

 

 

3.4  Variabel

·         Variable penelitian

o   Variabel bebas adalah   : lama perendaman biji kacang hijau

o   Variabel terikat adalah  : kecepatan perkecambahan biji kacang hijau         

o   Variabel control             : Ukuran dan jumlah biji, medium tanaman (menggunakan kapas kering 0.5 gram), intensitas cahaya, penyiraman (volume air 2.5 ml)

·         Operasional Variabel

o   Operasional variabel bebas yaitu lama perendaman diukur dengan jam (waktu).

Perangkat  I     : 2 jam

Perangkat II    : 4  jam

Perangkat III   : 6 jam

Perangkat IV   : 8 jam

 

o   Operasional variabel terikat yaitu pengamatan dengan selang waktu 1 hari dengan mengukur tinggi setiap kecambah dengan mistar (cm).

o   Operasional variabel control yaitu penyiraman setiap specimen pada jam enam pagi dan lima sore, dan diletakkan dalam tempat dengan suhu dan intensitas cahaya yang sama. Dan diamati setiap jam 15:00.

3.5  Instrumen Penelitian

·         Alat

No

Nama Alat

Jumlah

1

Kapas

Secukupnya

2

Alat tulis

Satu set

3

Piring perendaman

5 buah

4

Piring pertumbuhan

5 buah

5

Mistar

1 buah

6

Kertas label

secukupnya

 

 

·         Bahan

No

Nama Bahan

Jumlah

1

Kacang hijau (Phaseolus radiatus L)

25 biji

2

Air

secukupnya

 

·         Prosedur Kerja

No

Cara kerja

1

Ambillah 20 kacang hijau dengan kondisi yang baik

2

Rendamlah biji kacang hijau dengan perlakuan sebagai berikut:

Perangkat I      : 2 jam

Perangkat II    : 4 jam

Perangkat III   : 6 jam

Perangkat IV   : 8 jam

3

Masukkan biji kacang hijau ke dalam gelas aqua yang telah terisi kapas basa

4

Letakkan gelas di tempat yang sama/ tidak terpisah

5

Memperhatikan setiap pertumbuhan kecambah pada tiap perangkat setiap 1 hari

 

3.6  Pengumpulan dan Pengolahan Data

·         Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah melalui pengukuran pada setiap biji kacang hijau pada setiap specimen dengan menggunakan mister (cm).

 

o   Biji direndam

Perendaman benih kacang hijau dengan air lamawaktu perendaman yang berbeda yaitu perendaman benih selama 2 jam, 4 jam, 6 jam,dan 8 jam.

o   Biji ditanam

Media perkecambahan yang digunakan adalah kapas yang sebelumnya telah dibasahi dengan menggunakan air terlebih kemudian ditaruh diatas piring sebagai bakperkecambahan. Kemudian benih yang telah direndamdikecambahkan pada kapas dalam piring.

o   Biji diukur

Setelah sehari dilakukan penanaman biji. Selanjutnya biji akan diukur secara rutin selama lima hari dalam setiap hari pada jam  15.00 WIB menggunkaan mistar/penggaris

o   Dicatat

Hasil pengukuran setiap hari dicatat dan didokumentasikan

 

·         Pengolahan Data

Table Pengukuran Tinggi Tanaman

Tinggi Tanaman (cm)

PERANGKAT I

PERANGKAT II

PERANGKAT III

PERANGKAT IV

  Biji

Hari

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

1,5

1,5

-

-

0,5

1

1,8

1,5

1,5

1,5

1,5

2

0,5

1

-

1

1,5

1,5

1,5

1,5

2

2

2.5

1.5

1,3

1

1,6

2,5

1,5

2

1,6

2

2,5

0,8

1,2

0,5

2

2,5

2

2

1,8

3

2,2

3

2

3

1,6

2,5

3

1,8

5,5

4

2,5

3,2

0,8

1,5

1

2

3

2,3

2,3

2,5

4

2,5

3

2

7,5

1,6

9

6,5

12

7,5

9

7,5

7

4

1,5

1

2,5

34

2,3

3

4

5

2,8

3

2,3

8,5

1,8

9

7

15

8

13,5

12

16

11,5

2

1

18

17

20

16

19

 

Tinggi Tanaman (cm)

KONTROL

  Biji

Hari

1

2

3

4

5

1

BT

BT

BT

BT

BT

2

1

1,5

1

0,5

1,6

3

1

1,7

1,3

1

2

4

1

5

6,5

1

2,5

5

2

4

7

3,5

2,5

 

Ket. BT           = Belum Tumbuh

        M             = Mati

 

Tabel Pertumbuhan Rata-Rata

Hari

Tinggi Tanaman (cm)

Perangkat I

Perangkat II

Perangkat III

Perangkat IV

Kontrol

1

3,5

17,3

5

7

-

2

8,3

9,2

7

10,3

5,6

3

16,3

16,8

9

12,1

7

4

16,6

34,6

18

18,7

16

5

18,4

48,5

43

90

19

Jumlah Rata-Rata

12,62

25,28

17,6

27,62

3,8

 

3.7  Metode Analisis Data

·         Metode Analisis


BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1  DESKRIPSI

·         Lama perendaman

o   Perangkat I      : 2 jam

o   Perangkat II    : 4jam

o   Perangkat III   :6 jam

o   Perangkat IV   : 8 jam

o   Kontrol            : tidak mengalami perendaman

Table Pengukuran Tinggi Tanaman

Tinggi Tanaman (cm)

PERANGKAT I

PERANGKAT II

PERANGKAT III

PERANGKAT IV

  Biji

Hari

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1

1,5

1,5

BT

BT

0,5

1

1,8

1,5

1,5

1,5

1,5

2

0,5

1

BT

1

1,5

1,5

1,5

1,5

2

2

2.5

1.5

1,3

1

1,6

2,5

1,5

2

1,6

2

2,5

0,8

1,2

0,5

2

2,5

2

2

1,8

3

2,2

3

2

3

1,6

2,5

3

1,8

5,5

4

2,5

3,2

0,8

1,5

1

2

3

2,3

2,3

2,5

4

2,5

3

2

7,5

1,6

6

6,5

6,8

7,3

8

6,5

5,5

3,5

1,5

1

4

3,4

2,3

3

6

5

2,8

3

2,3

8,5

1,8

9

7

11

8

13,5

12

16

11,5

2

1,5

18

17

20

16

19

 

Tinggi Tanaman (cm)

KONTROL

  Biji

Hari

1

2

3

4

5

1

BT

BT

BT

BT

BT

2

1

1,5

1

0,5

1,6

3

1

1,7

1,3

1

2

4

1

5

6,5

1

2,5

5

2

4

7

3,5

2,5

 

Ket. BT           = Belum Tumbuh

        M             = Mati

Tabel Pertumbuhan Rata-Rata

Hari

Tinggi Tanaman (cm)

Perangkat I

Perangkat II

Perangkat III

Perangkat IV

Kontrol

1

3,5

17,3

5

7

-

2

8,3

9,2

7

10,3

5,6

3

16,3

16,8

9

12,1

7

4

16,6

34,6

18

18,7

16

5

18,4

48,5

43

90

19

Jumlah Rata-Rata

12,62

25,28

17,6

27,62

3,8

 

4.2  INTERPRETASI DATA

Dari tabel diatas , dapat dilihat bahwa lama perendaman benih mempengaruhi kecepatan perkecambahan kacang hijau  (Phaseolus radiatus L)Dapat dilihat bahwa kacang hijau (Phaseolus radiatus L)yang direndam selama 8 jam menghasilkan kecambah yang lebih panjang dibandingkan hanya direndam selama 2 , 4 ataupu 6 jam.

Dari kelima perangkat, perangkat IV lebih cepat mengalami perkecambahan dan tumbuhnya tunas lebih cepat. Melakukan perendaman lebih lama dinilai lebih efektif sehingga memungkinkan kandungan air yang diserap lebih banyak dari pada lainnya.

 

4.3  UJI HIPOTESISI

Setelah dilakukan pengamatan, terbukti bahwa lama perendaman biji kacang hijau mempengaruhi kecepatan perkecambahan biji. Dalam hal ini yang mempengaruhi perkecambahan kacang hijau (Phaseolus vulgaris) adalah kadar air.

 

 

4.4  PEMBAHASAN

Hasil analisis ragam yang didapatkan adalah lama waktu perendaman berpengaruh nyata terhadap persentase kecambah benih kacang hijau . Berdasarkan hasil analisis menunjukkanlama waktu perendaman selama 8 jam berbeda nyata dibandingkan dengan lama waktu perendaman selama 2 jam, 4 jam, 6 jam dan kontrol (0 jam). Tabel Pertumbuhan Rata-Rata memperlihatkan benih yang berkecambah pada perendaman selama 8 jam mencapai 27,62%, sedangkan perendaman selama 6 jam mencapai 17,6%, selama 4 jam mencapai 25,28%, selama 2 jam mencapai 12,62% dan benih yang tidak direndam berkecambah mencapai 3,8%. Hal ini berarti lama waktu perendamanselama 8 jam merupakan waktu yang terbaik untuk memecahkan masa dormansi benih kacang hijau.

 

Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban, contohnya penyerapan air oleh benih dalam proses awal perkecambahan, benih akan membesar, kulit benih pecah, dan terjadi perkecambahan yang ditandai oleh keluarnya radikula dari dalam benih. Syarat imbibisi yaituperbedaan tekanan antara benih dengan larutan, dimana tekanan benih lebih kecil dari padatekanan larutan, ada daya tarik-menarik yang spesifik antara air dan benih[1]

Penyerapan air merupakan proses yang pertama sekali terjadi pada perkecambahanbenih, diikuti dengan pelunakan kulit benih, dan pengembangan benih. Penyerapan air inidilakukan oleh kulit benih melalui peristiwa imbibisi dan osmosis dan prosesnya tidak memerlukan energi. Penyerapan air oleh embrio dan endosperma menyebabkanpembengkakkan dari kedua struktur, mendesak kulit benih yang sudah lunak sampai pecahdan memberikan ruang untuk keluarnya akar . Beberapa faktor luar yangdapat menghambat perkecambahan antara lain, suplai air, suhu, oksigen, cahaya dan medium.Air berperan dalam melunakkan kulit biji, memfasilitasi masuknya O2, dan alat trasnportasimakanan. Suhu berperan dalam pematahan dormansi.[2]

Menurut Sutopo (2002), setiap biji tanaman mempunyai kisaran waktu yang tertentuuntuk bisa berkecambah. Pada proses perkecambahan lama perendaman diketahui cukupmembantu perkecambahan biji, namun lama perendaman dalam air hanya membantu(mematahkan masa dormansi) akan tetapi tidak mengubah viabilitas biji yang ditentukan olehsifat genetik dari biji, padahal sebagaimana diketahui sebelumnya, viabilitas biji sangat eratkaitannya dengan kemampuan biji untuk berkecambah. Faktor genetik biji juga sangatberperan dalam proses perkecambahan biji yang menentukan cepat lambatnya prosesperkecambahan biji[3]

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan

1.      Berdasarkan hasil analisis menunjukkanlama waktu perendaman selama 8 jam berbeda nyata dibandingkan dengan lama waktu perendaman selama 2 jam, 4 jam, 6 jam dan kontrol (0 jam). Tabel Pertumbuhan Rata-Rata memperlihatkan benih yang berkecambah pada perendaman selama 8 jam mencapai 27,62%, sedangkan perendaman selama 6 jam mencapai 17,6%, selama 4 jam mencapai 25,28%, selama 2 jam mencapai 12,62% dan benih yang tidak direndam berkecambah mencapai 3,8%. Hal ini berarti lama waktu perendamanselama 8 jam merupakan waktu yang terbaik untuk memecahkan masa dormansi benih kacang hijau.

2.      Fungsi perendaman ini yaitu untuk melunakkan kulit benih sehingga memudahkan penyerapan air oleh benih, juga untuk mengaktifkan sel-sel dorman dan tunas bisa menembus kulitnya. Lama perendaman tergantung dari ukuran benih dan lunak/kerasnya kulit benih. Pada unumnya semakin kecil benihnya serta semakin lunak benih, maka waktu merendamnya semakin pendek

3.      Faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan diantaranya adalah fakor genetik dan faktor lingkungan yang terdiri dari suhu, air , kelembapan, cahaya serta hormon. Pengaruh yang ditimbulkan oleh kacang hijau dimulai dengan membukanya kulit, kemudian akan tumbuhlah akar kecil yang natinya akan memanjang untuk menyerap air.

5.2  Saran

Dengan adanya mini riset ini, semoga bermanfaat bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh lamanya perendaman terhadap perkecambahan biji kacang hijau. Ketika hendak melakukan kegiatan mengenai ini penulis berharap praktikan harus lebih berhati-hati serta teliti saat melakukan kegiatan ini. Praktikan juga harus melakukan perbuatan yang sama pada tiap perangkat agar hasilnya dapat dilihat dengan jelas. Kemudian praktikan harus memperhatikan faktor-faktor yang mendukung kecepatan perkecambahan agar mendapat hasil yang seharusnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Felania.Chairida. (2017). PENGARUH KETERSEDIAAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU (Phaceolus radiatus). Jurnal Biologi, 42-50.

Kiptiah.Sarifatul, Z. U. (2016). PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN MEDIA TABUR TERHADAP P. J. ForestSains, 49-58.

Lubis, Y. &. (2014). PENGARUH LAMA WAKTU PERENDAMAN DENGAN AIR TERHADAP. Jurnal Sylva Lestari, 25-32.

Salisbury, F. &. (2011). Fisiologi Tumbuhan. Bandung: CV Bersama.

Sutopo, L. (2002). Teknologi Benih. Jakarta: Rajawali Press.

Tamin, R. (2007). Teknik Perkecambahan Benih Jati . Jurnal Aqronomi, 7-14.



[1] Tamin, R,P.2007

[2] Salisbury,F,B et al.2011

[3] Sutopo.2002

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CBR Taksonomi Hewan Vertebrata