MINI RISET PENGARUH LAMANYA PERENDAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
MAKALAH
MINI RISET
PENGARUH
LAMANYA PERENDAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L)
OLEH:
Levia Febrialisti
Nim 4182220012
Program Studi Biologi
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kacang hijau (Phaseolus radiatus L) merupakan salah
satu tanaman leguminosae yang cukup penting di indonesia. Sampai saat ini masih
sangat kurangnya perhatian masyarakat terhadap tanaman ini. Kurangnya perhatian
ini disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih sangat rendah .Kacang
hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya.
Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga tinggi 500m di atas pemukan
laut (dpl), tanaman kacang hijau dapat hidup didaerah curah hujan rendah dengan
memanfaatkan sisa-sisa kelembaban bekas tanaman yang diairi sepenuhnya,
misalnya padi, kacang hijau dapat tumbuh di segala macam tipe tanah, namun
pertumbuhan terbaik pada tanah lempung dengan bahan organik tinggi.
Pengadaan bibit
yang berkualitas serta ketersediaanya tidak terlepas dari
prosesperkecambahannya. Perkecambahan yang baik akan meningkatkan
persentaseperkecambahan, laju perkecambahan, dan daya berkecambah. Namun
demikian untukmengecambahkan trembesi masih terdapat kendala, dikarenakan benih
trembesi memilikimasa dormansi. Diduga dormansi pada benih trembesi merupakan
dormansi fisik. MenurutSchmidt (2002), dormansi fisik disebabkan oleh kulit
buah yang keras dan impermeable ataupenutup buah yang menghalangi imbibisi dan
pertukaran gas. Oleh karena itu, diperlukanskarifikasi yang tepat terhadap
benih trembesi untuk mematahkan dormansinya
Teknik
perendaman dengan lama waktu yang berbeda-beda diharapkan akan dapatmeningkatkan
daya kecambah dan persentase perkecambahan biji trembesi. Data daninformasi
yang diperoleh dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembudidayaan
pohontrembesi.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Berapa lama waktu perendaman benih yang terbaik
dalam terhadap perkecambahan kacang hijau
2.
Apakah fungsi perendaman pada kacang hijau
3.
Apa saja faktor yang mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan
1.3.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui lama waktu perendaman benih yang terbaik dalam terhadap perkecambahan
kacang hijau
2.
Untuk
mengetahui fungsi perendaman pada kacang hijau
3.
Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L)
Kacang
Hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60
hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram.
Tergolong kedalam golongan tanaman palawija. Tanaman kacang hijau membentuk
polong dan tanaman berbentuk perdu atau semak. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan,
tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut:
·
Devisi
: Spermatophyta
·
Sub-Devisi
: Angiospermae
·
Kelas
: Dicotyledoneae
·
Ordo
: Leguminales
·
Famili
: Leguminoceae
·
Genus
: Phaseolus
·
Spesies
: (Phaseolus radiatus L)
Tanaman
kacang hijau (Phaseolus radiatus L) berbatang tegak atau semi tegak dengan
tinggi antara 30−110 cm. Batang tanaman ini berwarna hijau, kecoklat-coklatan,
atau keungu-unguan. Bentuk batang bulat dan berbulu. Batang utama ditumbuhi
cabang menyamping Daun kacang hijau (Phaseolus
radiatus L) terdiri dari tiga
helaian (trifoliat) dan berseling. Tangkai daunnya lebih panjang dari daunnya
dengan warna daun hijau muda sampai hijau tua. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L) memiliki bunga berwarna kuning yang tersusun
dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.
Polong kacang hijau berbentuk silindris dengan panjang antara 6−15 cm dan
berbulu pendek. Polong muda berwarna hijau dan berubah hitam atau berwarna
coklat ketika tua. Jumlah biji per polong sebanyak 10−15 biji
Bunga
kacang hijau (Phaseolus radiatus L) berbentuk seperti kupu-kupu berwarna
kuning pucat atau kehijauan tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta
batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Bunganya termasuk jenis hemaprodit atau
berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingg pada
pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore harinya sudah layu. Polong menyebar
dan menggantung berbentuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya
berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna
hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Polong menjadi tua sampai
60-120 hari setelah tanam. 7 Perontokan bunga banyak terjadi dan mencapai angka
90%. Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna
bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna
kuning, cokelat dan hitam . bagian-bagian biji terdiri dari kulit, keping biji,
pusar biji (hilum), dan embrio yang terletak diantara keping biji Perakaran
tanaman kacang hijau tersusun atas akar tunggang, akar serabut, dan akar
lateral. Perakaran kacang hijau dapat membentuk bintil akar (nodule)[1]
2.2 Perkecembahan dan
Perendaman Benih
Berdasarkan
hasil penelitian Lubis et al,(2012) menunjukkan bahwa perendaman berpengaruh
terhadap perkecambahan benih. Danmenurut penelitian Hidayat, (1995) dalam
Lestari,(2009) menjelaskan bahwa perkecambahanadalah proses pertumbuhan embrio
yangmelibatkan aktivitas morfologi, yang ditandaidengan pemunculan organ
tanaman seperti akar,batang, daun, dan aktivitas kimiawi yang meliputibeberapa
tahapan yaitu imbibisi, sekresi hormondan enzim, hidrolisis cadangan makanan
terutamakarbohidrat dan protein dari bentuk kompleksmenjadi bentuk sederhana,
translokasi makananterlarut dan hormon ke daerah titik tumbuh danbagian lain
serta fotosintesis.
Perkecambahan
dapat diartikan sebagai proses pengaktifan kembali aktifitas pertumbuhan sumbu
embrio (embryonic axis) di dalam biji yang berhenti untuk kemudian membentuk
bibit (seedling). Pada embrio yang sangat muda sel-selnya hampir sama bentuk
dan ukuran belum terdiferensisasi. Sel-sel ini membelah berulang-ulang kemudian
mengalami pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi beberapa waktu, akhirnya
akan kelihatan organ-organ permulaan yang belum sempurna seperti akar, batang
dan daun.
Untuk
perkecambahan, biji harus mempunyai ketersediaan cukup air. Pada suhu tinggi,
jumlah air akan berkurang karena air menguap pada suhu tinggi.Perkecambahan
biji tidak hanya dipengaruhi oleh suhu, tapi juga(bergantung pada spesies)
dipengaruhi oleh cahaya, pemecahan kulit biji agar radikula dapat menerobos
keluar dan oksigen dan/atau air dapat masuk, penghilangan zat penghambat
kimiawi, dan pematangan embrio.
Pada
kondisi pertumbuhan yang cocok, satu biji yang hidup akan berkecambah dan
menghasilkan satu tumbuhan muda atau kecambah. Gejala luar pertama dari
perkecambahan adalah pecahnya testa didaerah mikrofil dan dari situ muncul
radikula yang kemudian menancap ke tanah dan menjadi akar.Air yang memegang
peranan yang penting dalam proses perkecambahan biji dan kehidupan tumbuhan.
Fungsi air pada perkecambahan biji adalah untuk melunakkan kulit biji. Air yang
masuk secara imbibisi akan melunakkan biji dan menyebabkan pengembangan embrio
dan endosperm. Air akan memberikan kemudahan masuknya oksigen kedalam biji.
Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel untuk gas.[2]
Penyerapan
air melalui imbibisi dan osmosis merupakan proses yang pertama terjadi pada
perkecambahan diikuti dengan pelunakan biji. Selanjutnya embrio dan endosperm
akan membengkak sehingga mendesak kulit biji yang sudah lunak sampai pecah.
Makanan cadangan yang disimpan dalam biji adalah berupa selulosa, pati, lemak
dan protein.
Air
yang diserap oleh biji digunakan untuk proses respirasi, energi yang terbentuk
akan digunakan untuk perkecambahan. Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa
organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau
senyawa berenergi tinggi lainnya. Selain itu respirasi juga menghasilkan
senyawa antara yang berguna sebagai bahan sintesis berbagai senyawa lain.[3]
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini data DIDAPATKAN
berdasarkan pengamatan yang peroleh di
lapangan terhadap perkecambahan biji
kacang hijau yang telah direndam sebelumnya dalam waktu tertentu
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi : Biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L)
Sample : 4 X 5 biji
kacang hijau (Phaseolus radiatus L)
Cara pengumpulan : memilih biji dengan ukuran sama dan
sejenis.
3.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Tanggal |
Tempat |
Pada tanggal 16 April-21 April 2020 |
Pelaksanaan
dilaksanakan dirumah praktikan Jalan Kenari Kec. Kantin Lombang
Padangsidimpuan,Sumatera Utara |
3.4 Variabel
·
Variable
penelitian
o
Variabel
bebas adalah : lama perendaman biji
kacang hijau
o
Variabel
terikat adalah : kecepatan perkecambahan
biji kacang hijau
o
Variabel
control : Ukuran dan jumlah
biji, medium tanaman (menggunakan kapas kering 0.5 gram), intensitas cahaya,
penyiraman (volume air 2.5 ml)
·
Operasional
Variabel
o
Operasional
variabel bebas yaitu lama perendaman diukur dengan jam (waktu).
Perangkat I :
2 jam
Perangkat II : 4
jam
Perangkat III : 6 jam
Perangkat IV : 8 jam
o
Operasional variabel terikat yaitu
pengamatan dengan selang waktu 1 hari dengan mengukur tinggi setiap kecambah
dengan mistar (cm).
o
Operasional variabel control yaitu
penyiraman setiap specimen pada jam enam pagi dan lima sore, dan diletakkan
dalam tempat dengan suhu dan intensitas cahaya yang sama. Dan diamati setiap
jam 15:00.
3.5 Instrumen Penelitian
·
Alat
No |
Nama Alat |
Jumlah |
1 |
Kapas |
Secukupnya |
2 |
Alat tulis |
Satu set |
3 |
Piring perendaman |
5 buah |
4 |
Piring pertumbuhan |
5 buah |
5 |
Mistar |
1 buah |
6 |
Kertas label |
secukupnya |
·
Bahan
No |
Nama Bahan |
Jumlah |
1 |
Kacang hijau (Phaseolus radiatus L) |
25 biji |
2 |
Air |
secukupnya |
·
Prosedur
Kerja
No |
Cara kerja |
1 |
Ambillah
20 kacang hijau dengan kondisi yang baik |
2 |
Rendamlah biji kacang hijau dengan
perlakuan sebagai berikut: Perangkat I :
2 jam Perangkat II : 4 jam Perangkat III : 6 jam Perangkat IV : 8 jam |
3 |
Masukkan
biji kacang hijau ke dalam gelas aqua yang telah terisi kapas basa |
4 |
Letakkan gelas di tempat yang sama/
tidak terpisah |
5 |
Memperhatikan setiap pertumbuhan kecambah
pada tiap perangkat setiap 1 hari |
3.6 Pengumpulan dan Pengolahan Data
·
Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan
dan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah melalui pengukuran pada
setiap biji kacang hijau pada setiap specimen dengan menggunakan mister (cm).
o
Biji
direndam
Perendaman benih
kacang hijau dengan air lamawaktu perendaman yang berbeda yaitu perendaman
benih selama 2 jam, 4 jam, 6 jam,dan 8 jam.
o
Biji
ditanam
Media perkecambahan
yang digunakan adalah kapas yang sebelumnya telah dibasahi dengan menggunakan air
terlebih kemudian ditaruh diatas piring sebagai bakperkecambahan. Kemudian
benih yang telah direndamdikecambahkan pada kapas dalam piring.
o
Biji
diukur
Setelah sehari
dilakukan penanaman biji. Selanjutnya biji akan diukur secara rutin selama lima
hari dalam setiap hari pada jam 15.00
WIB menggunkaan mistar/penggaris
o
Dicatat
Hasil
pengukuran setiap hari dicatat dan didokumentasikan
·
Pengolahan
Data
Table Pengukuran
Tinggi Tanaman
Tinggi
Tanaman (cm) |
||||||||||||||||||||
PERANGKAT
I |
PERANGKAT
II |
PERANGKAT
III |
PERANGKAT
IV |
|||||||||||||||||
Biji Hari |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
1,5 |
1,5 |
- |
- |
0,5 |
1 |
1,8 |
1,5 |
1,5 |
1,5 |
1,5 |
2 |
0,5 |
1 |
- |
1 |
1,5 |
1,5 |
1,5 |
1,5 |
2 |
2 |
2.5 |
1.5 |
1,3 |
1 |
1,6 |
2,5 |
1,5 |
2 |
1,6 |
2 |
2,5 |
0,8 |
1,2 |
0,5 |
2 |
2,5 |
2 |
2 |
1,8 |
3 |
2,2 |
3 |
2 |
3 |
1,6 |
2,5 |
3 |
1,8 |
5,5 |
4 |
2,5 |
3,2 |
0,8 |
1,5 |
1 |
2 |
3 |
2,3 |
2,3 |
2,5 |
4 |
2,5 |
3 |
2 |
7,5 |
1,6 |
9 |
6,5 |
12 |
7,5 |
9 |
7,5 |
7 |
4 |
1,5 |
1 |
2,5 |
34 |
2,3 |
3 |
4 |
5 |
2,8 |
3 |
2,3 |
8,5 |
1,8 |
9 |
7 |
15 |
8 |
13,5 |
12 |
16 |
11,5 |
2 |
1 |
18 |
17 |
20 |
16 |
19 |
Tinggi
Tanaman (cm) |
|||||
KONTROL |
|||||
Biji Hari |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
BT |
BT |
BT |
BT |
BT |
2 |
1 |
1,5 |
1 |
0,5 |
1,6 |
3 |
1 |
1,7 |
1,3 |
1 |
2 |
4 |
1 |
5 |
6,5 |
1 |
2,5 |
5 |
2 |
4 |
7 |
3,5 |
2,5 |
Ket.
BT = Belum Tumbuh
M = Mati
Tabel Pertumbuhan Rata-Rata
Hari |
Tinggi Tanaman (cm) |
||||
Perangkat
I |
Perangkat
II |
Perangkat
III |
Perangkat IV |
Kontrol |
|
1 |
3,5 |
17,3 |
5 |
7 |
- |
2 |
8,3 |
9,2 |
7 |
10,3 |
5,6 |
3 |
16,3 |
16,8 |
9 |
12,1 |
7 |
4 |
16,6 |
34,6 |
18 |
18,7 |
16 |
5 |
18,4 |
48,5 |
43 |
90 |
19 |
Jumlah
Rata-Rata |
12,62 |
25,28 |
17,6 |
27,62 |
3,8 |
3.7 Metode Analisis Data
·
Metode
Analisis
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI
·
Lama
perendaman
o
Perangkat
I : 2 jam
o
Perangkat
II : 4jam
o
Perangkat
III :6 jam
o
Perangkat
IV : 8 jam
o
Kontrol : tidak mengalami perendaman
Table
Pengukuran Tinggi Tanaman
Tinggi
Tanaman (cm) |
||||||||||||||||||||
PERANGKAT
I |
PERANGKAT
II |
PERANGKAT
III |
PERANGKAT
IV |
|||||||||||||||||
Biji Hari |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
1,5 |
1,5 |
BT |
BT |
0,5 |
1 |
1,8 |
1,5 |
1,5 |
1,5 |
1,5 |
2 |
0,5 |
1 |
BT |
1 |
1,5 |
1,5 |
1,5 |
1,5 |
2 |
2 |
2.5 |
1.5 |
1,3 |
1 |
1,6 |
2,5 |
1,5 |
2 |
1,6 |
2 |
2,5 |
0,8 |
1,2 |
0,5 |
2 |
2,5 |
2 |
2 |
1,8 |
3 |
2,2 |
3 |
2 |
3 |
1,6 |
2,5 |
3 |
1,8 |
5,5 |
4 |
2,5 |
3,2 |
0,8 |
1,5 |
1 |
2 |
3 |
2,3 |
2,3 |
2,5 |
4 |
2,5 |
3 |
2 |
7,5 |
1,6 |
6 |
6,5 |
6,8 |
7,3 |
8 |
6,5 |
5,5 |
3,5 |
1,5 |
1 |
4 |
3,4 |
2,3 |
3 |
6 |
5 |
2,8 |
3 |
2,3 |
8,5 |
1,8 |
9 |
7 |
11 |
8 |
13,5 |
12 |
16 |
11,5 |
2 |
1,5 |
18 |
17 |
20 |
16 |
19 |
Tinggi
Tanaman (cm) |
|||||
KONTROL |
|||||
Biji Hari |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1 |
BT |
BT |
BT |
BT |
BT |
2 |
1 |
1,5 |
1 |
0,5 |
1,6 |
3 |
1 |
1,7 |
1,3 |
1 |
2 |
4 |
1 |
5 |
6,5 |
1 |
2,5 |
5 |
2 |
4 |
7 |
3,5 |
2,5 |
Ket.
BT = Belum Tumbuh
M = Mati
Tabel Pertumbuhan Rata-Rata
Hari |
Tinggi Tanaman (cm) |
||||
Perangkat
I |
Perangkat
II |
Perangkat
III |
Perangkat IV |
Kontrol |
|
1 |
3,5 |
17,3 |
5 |
7 |
- |
2 |
8,3 |
9,2 |
7 |
10,3 |
5,6 |
3 |
16,3 |
16,8 |
9 |
12,1 |
7 |
4 |
16,6 |
34,6 |
18 |
18,7 |
16 |
5 |
18,4 |
48,5 |
43 |
90 |
19 |
Jumlah
Rata-Rata |
12,62 |
25,28 |
17,6 |
27,62 |
3,8 |
4.2 INTERPRETASI DATA
Dari
tabel diatas , dapat dilihat bahwa lama perendaman benih mempengaruhi kecepatan
perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus L)Dapat dilihat bahwa
kacang hijau (Phaseolus radiatus L)yang
direndam selama 8 jam menghasilkan kecambah yang lebih panjang dibandingkan
hanya direndam selama 2 , 4 ataupu 6 jam.
Dari
kelima perangkat, perangkat IV lebih cepat mengalami perkecambahan dan
tumbuhnya tunas lebih cepat. Melakukan perendaman lebih lama dinilai lebih
efektif sehingga memungkinkan kandungan air yang diserap lebih banyak dari pada
lainnya.
4.3 UJI HIPOTESISI
Setelah
dilakukan pengamatan, terbukti bahwa lama perendaman biji kacang hijau
mempengaruhi kecepatan perkecambahan biji. Dalam hal ini yang mempengaruhi
perkecambahan kacang hijau (Phaseolus
vulgaris) adalah kadar air.
4.4 PEMBAHASAN
Hasil
analisis ragam yang didapatkan adalah lama waktu perendaman berpengaruh nyata
terhadap persentase kecambah benih kacang hijau . Berdasarkan hasil analisis
menunjukkanlama waktu perendaman selama 8 jam berbeda nyata dibandingkan dengan
lama waktu perendaman selama 2 jam, 4 jam, 6 jam dan kontrol (0 jam). Tabel
Pertumbuhan Rata-Rata memperlihatkan benih yang berkecambah pada perendaman
selama 8 jam mencapai 27,62%, sedangkan perendaman selama 6 jam mencapai 17,6%,
selama 4 jam mencapai 25,28%, selama 2 jam mencapai 12,62% dan benih yang tidak
direndam berkecambah mencapai 3,8%. Hal ini berarti lama waktu perendamanselama
8 jam merupakan waktu yang terbaik untuk memecahkan masa dormansi benih kacang
hijau.
Imbibisi
merupakan penyerapan air oleh imbiban, contohnya penyerapan air oleh benih dalam
proses awal perkecambahan, benih akan membesar, kulit benih pecah, dan terjadi perkecambahan
yang ditandai oleh keluarnya radikula dari dalam benih. Syarat imbibisi
yaituperbedaan tekanan antara benih dengan larutan, dimana tekanan benih lebih
kecil dari padatekanan larutan, ada daya tarik-menarik yang spesifik antara air
dan benih[1]
Penyerapan
air merupakan proses yang pertama sekali terjadi pada perkecambahanbenih,
diikuti dengan pelunakan kulit benih, dan pengembangan benih. Penyerapan air
inidilakukan oleh kulit benih melalui peristiwa imbibisi dan osmosis dan
prosesnya tidak memerlukan energi. Penyerapan air oleh embrio dan endosperma
menyebabkanpembengkakkan dari kedua struktur, mendesak kulit benih yang sudah
lunak sampai pecahdan memberikan ruang untuk keluarnya akar . Beberapa faktor
luar yangdapat menghambat perkecambahan antara lain, suplai air, suhu, oksigen,
cahaya dan medium.Air berperan dalam melunakkan kulit biji, memfasilitasi
masuknya O2, dan alat trasnportasimakanan. Suhu berperan dalam pematahan
dormansi.[2]
Menurut
Sutopo (2002), setiap biji tanaman mempunyai kisaran waktu yang tertentuuntuk
bisa berkecambah. Pada proses perkecambahan lama perendaman diketahui
cukupmembantu perkecambahan biji, namun lama perendaman dalam air hanya
membantu(mematahkan masa dormansi) akan tetapi tidak mengubah viabilitas biji
yang ditentukan olehsifat genetik dari biji, padahal sebagaimana diketahui
sebelumnya, viabilitas biji sangat eratkaitannya dengan kemampuan biji untuk
berkecambah. Faktor genetik biji juga sangatberperan dalam proses perkecambahan
biji yang menentukan cepat lambatnya prosesperkecambahan biji[3]
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.
Berdasarkan
hasil analisis menunjukkanlama waktu perendaman selama 8 jam berbeda nyata
dibandingkan dengan lama waktu perendaman selama 2 jam, 4 jam, 6 jam dan
kontrol (0 jam). Tabel Pertumbuhan Rata-Rata memperlihatkan benih yang berkecambah
pada perendaman selama 8 jam mencapai 27,62%, sedangkan perendaman selama 6 jam
mencapai 17,6%, selama 4 jam mencapai 25,28%, selama 2 jam mencapai 12,62% dan
benih yang tidak direndam berkecambah mencapai 3,8%. Hal ini berarti lama waktu
perendamanselama 8 jam merupakan waktu yang terbaik untuk memecahkan masa
dormansi benih kacang hijau.
2.
Fungsi
perendaman ini yaitu untuk melunakkan kulit benih sehingga memudahkan
penyerapan air oleh benih, juga untuk mengaktifkan sel-sel dorman dan tunas
bisa menembus kulitnya. Lama perendaman tergantung dari ukuran benih dan
lunak/kerasnya kulit benih. Pada unumnya semakin kecil benihnya serta semakin
lunak benih, maka waktu merendamnya semakin pendek
3.
Faktor
yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan diantaranya adalah fakor genetik dan
faktor lingkungan yang terdiri dari suhu, air , kelembapan, cahaya serta
hormon. Pengaruh yang ditimbulkan oleh kacang hijau dimulai dengan membukanya
kulit, kemudian akan tumbuhlah akar kecil yang natinya akan memanjang untuk
menyerap air.
5.2 Saran
Dengan
adanya mini riset ini, semoga bermanfaat bagi pembaca yang ingin melakukan
penelitian mengenai pengaruh lamanya perendaman terhadap perkecambahan biji
kacang hijau. Ketika hendak melakukan kegiatan mengenai ini penulis berharap
praktikan harus lebih berhati-hati serta teliti saat melakukan kegiatan ini.
Praktikan juga harus melakukan perbuatan yang sama pada tiap perangkat agar
hasilnya dapat dilihat dengan jelas. Kemudian praktikan harus memperhatikan
faktor-faktor yang mendukung kecepatan perkecambahan agar mendapat hasil yang
seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Felania.Chairida. (2017). PENGARUH KETERSEDIAAN AIR
TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU (Phaceolus radiatus). Jurnal Biologi,
42-50.
Kiptiah.Sarifatul, Z. U. (2016). PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN
MEDIA TABUR TERHADAP P. J. ForestSains, 49-58.
Lubis, Y. &. (2014). PENGARUH LAMA WAKTU PERENDAMAN
DENGAN AIR TERHADAP. Jurnal Sylva Lestari, 25-32.
Salisbury, F. &. (2011). Fisiologi Tumbuhan. Bandung:
CV Bersama.
Sutopo, L. (2002). Teknologi Benih. Jakarta: Rajawali
Press.
Tamin, R. (2007). Teknik Perkecambahan Benih Jati . Jurnal
Aqronomi, 7-14.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
lengkap
BalasHapus